Gudeg: Kuliner Legendaris dari Yogyakarta

 

Foto = idnTraveling.com 

Siapa yang tidak kenal dengan kuliner yang berasal dari kota Yogyakarta ini?,dimana memiliki ciri khas dengan rasa manis dan gurih serta tekstur yang lembut. Gudeg terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan berbagai rempah hingga menghasilkan warna cokelat kemerahan dan cita rasa yang khas. Bagi yang berkunjung ke Yogyakarta, menikmati gudeg adalah pengalaman kuliner yang wajib dicoba. Mari kita kenali lebih dekat kuliner legendaris ini, dari sejarah, proses pembuatan, hingga variasi yang ada.

Sejarah dan Asal Usul Gudeg

Gudeg memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perkembangan budaya di Yogyakarta. Konon, hidangan ini telah ada sejak masa Kerajaan Mataram di abad ke-16. Pada masa itu, gudeg menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat karena melimpahnya pohon nangka di sekitar wilayah tersebut. Seiring waktu, gudeg semakin populer dan menjadi bagian penting dari identitas kuliner Yogyakarta.

Nama “gudeg” sendiri diduga berasal dari proses memasak nangka yang membutuhkan waktu lama dan pengadukan terus-menerus, sehingga dalam bahasa Jawa diartikan sebagai “diudeg-udeg” atau diaduk-aduk.

Gudeg tradisional terbuat dari nangka muda (gori), santan, dan berbagai rempah seperti lengkuas, daun salam, bawang merah, bawang putih, dan gula aren. Proses memasak gudeg memerlukan waktu yang cukup lama dimana bisa memakan waktu hingga 10 jam.

Berikut proses dan langkah-langkah membuat gudeg.

1.Langkah pertama siapkan Nangka Muda, cuci nangka hingga bersih lalu dipotong seperti dadu. 

2.Kemudian rebus nangka terlebih dahulu bertujuan untuk menghilangkan getah yang membuat rasa pait. Setelah beberapa menit, angkat nangka tersebut lalu tiriskan dan jangan lupa untuk membuang airnya. Kemudian rebus telur jika ingin menambahkan menu telur.

3.Langkah ketiga masukkan telur rebus, gula aren, serta nangka muda yang sudah dipotong tadi kedalam panci. Namun sebelumnya, anda perlu menambahkan alas pada panci dengan beberapa lembar daun salam yang telah disiapkan, dan untuk diatasnya diletakkan irisan lengkuas.

4.Langkah berikutnya ambil bumbu-bumbu yang telah disiapkan tadi, lalu haluskan bumbu tersebut kemudian campurkan dengan setengah air kelapa yang sudah disaring. Lalu aduk hingga merata dan tuangkan pada panci.

5.Kemudian masak dengan kompor yang tidak terlalu besar selama kurang lebih 2 jam tanpa membuka tutup panci.

6.Setelah 2 jam menunggu, buka tutup panci jika air sudah menyusut, sisihkan, dan angkat telur

7.Kemudian tuangkan santan dan aduk hingga merata untuk menghancurkan potongan nangka. Lalu masukkan telur hingga sedikit terendam dengan nangka.

8.Langkah yang kedelapan masak kembali hingga lebih dari 3 sampai 4 jam dengan api kecil sambil diaduk perlahan.

9.Beberapa jam kemudian jika santan sudah habis dan gudegnya dilihat sudah berwarna coklat kemerahan itu berarti gudeg yang anda buat sudah matang dan siap disajikan.

Varian Gudeg

Ada beberapa varian gudeg yang bisa ditemui di Yogyakarta dan sekitarnya:

Gudeg Basah: Gudeg ini memiliki kuah santan yang lebih encer dan bercita rasa gurih. Biasanya disajikan dengan tambahan opor ayam dan sambal goreng krecek.

Gudeg Kering: Berbeda dengan gudeg basah, gudeg kering dimasak lebih lama hingga santan menyusut sepenuhnya, menghasilkan tekstur yang lebih padat dan rasa yang manis pekat.

Gudeg Solo: Varian gudeg dari Solo ini cenderung lebih gurih dan tidak semanis gudeg Yogyakarta. Biasanya disajikan dengan tambahan sambal goreng tahu atau tempe.

Sajian Pelengkap Gudeg

Selain nangka muda yang menjadi bahan utama, gudeg juga biasanya disajikan bersama lauk pelengkap seperti:

Opor Ayam: Ayam yang dimasak dengan kuah santan berwarna kuning dan bumbu khas Jawa, memberikan rasa gurih yang melengkapi manisnya gudeg.

Telur Pindang: Telur yang direbus dengan bumbu rempah hingga berwarna cokelat, memberikan rasa yang kaya.

Sambal Goreng Krecek: Krecek (kerupuk kulit) dimasak dengan sambal yang pedas dan gurih, menambah sensasi rasa pedas pada gudeg.

Tahu dan Tempe Bacem: Tahu dan tempe yang dimasak dengan gula aren dan bumbu rempah, memberikan rasa manis dan gurih yang cocok sebagai pendamping. 

Gudeg sebagai Ikon Kuliner Yogyakarta

Gudeg bukan hanya makanan, tetapi juga bagian dari budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Yogyakarta. Banyak warung dan restoran di kota ini yang menjual gudeg dengan berbagai cita rasa dan varian. Beberapa warung gudeg legendaris seperti Gudeg Yu Djum dan Gudeg Pawon telah menjadi tujuan wisata kuliner yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan.

Selain itu, gudeg juga menjadi simbol keramahan dan kehangatan khas Yogyakarta. Proses memasak yang lama dan membutuhkan kesabaran dianggap mencerminkan sifat lembut dan sabar masyarakat Jawa.

Cara Menikmati Gudeg di Luar Yogyakarta

Jika tidak sempat berkunjung ke Yogyakarta, jangan khawatir. Gudeg kini dapat dinikmati di berbagai kota besar di Indonesia, bahkan tersedia dalam bentuk kalengan untuk memudahkan pengiriman ke luar kota dan luar negeri. Anda bisa mencoba membuatnya sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan.

Jadi,Gudeg bukan sekadar makanan, tetapi bagian dari sejarah dan identitas kuliner Yogyakarta yang kaya akan tradisi. Dengan cita rasa manis, gurih, dan beragam lauk pelengkapnya, gudeg telah berhasil memikat hati banyak orang, baik di dalam maupun luar negeri. Bagi yang ingin merasakan kelezatan kuliner Nusantara, menikmati sepiring gudeg adalah cara yang tepat untuk memulai petualangan rasa.

 Penulis:Sherly Natasha Anggraini

 




Comments

  1. siapa yang kalo ke jogja ga cobain gudegnya? ga ada ga sii, pasti kalian pernah cobain semuaa!😁 dan bener banget kalo gudeg tuh bukan sekadar makanan aja, tetapi gudeg ini bagian dari sejarah dan identitas kuliner Yogyakarta yang kaya akan tradisi.👏🏻👏🏻

    ReplyDelete
  2. Gudeg emang makanan yang nggak pernah lekang oleh waktu. Penjelasannya lengkap banget, cocok buat yang mau tahu lebih tentang kuliner khas Jogja.

    ReplyDelete
  3. nyari gudeg yang enak di jakarta dimana ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Balut: Menguak Tradisi dalam Makanan Filipina yang Ikonik

Dingin, Pedas, dan Tak Biasa: Menggali Keunikan Kuliner Korea di Layar Kaca

Mengenal Sambal Tempoyak Durian: Cita Rasa Unik dari Fermentasi Durian