Salad Daun Teh Fermentasi Khas Myanmar


Laphet Thoke terdiri dari daun teh yang difermentasi dan disajikan dengan berbagai bahan lain yang memberikan kontras tekstur dan rasa. Laphet Thoke biasanya disajikan sebagai hidangan pembuka atau camilan dalam jamuan, namun juga bisa dinikmati sebagai makanan ringan di sore hari. Di Myanmar, hidangan ini sangat populer di kalangan masyarakat dan sering disajikan di acara-acara sosial, pertemuan keluarga, hingga restoran. Meski merupakan salad, Laphet Thoke cenderung lebih kaya dan padat dibandingkan salad sayuran biasa, membuatnya mengenyangkan meski dimakan dalam porsi kecil.

Biasanya, daun teh fermentasi dan bahan pelengkapnya diatur secara terpisah di piring, kemudian diaduk bersama sebelum dimakan. Ini dilakukan agar tekstur dan rasa dari setiap bahan tetap terjaga hingga saat disajikan. Laphet Thoke kaya akan nutrisi dari berbagai bahan yang digunakan, terutama kacang-kacangan, biji wijen, dan daun teh fermentasi. Daun teh mengandung antioksidan tinggi yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, sementara kacang tanah dan biji wijen memberikan sumber lemak sehat dan protein. Meskipun menggunakan minyak dalam jumlah cukup banyak, minyak ini biasanya terbuat dari minyak kacang yang kaya akan lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan jantung.

Namun, karena proses fermentasi daun teh, Laphet Thoke juga mengandung asam yang dapat mempengaruhi lambung bagi mereka yang sensitif terhadap makanan fermentasi. Selain itu, beberapa versi hidangan ini mungkin mengandung cukup banyak garam, tergantung pada seberapa banyak udang kering dan bumbu yang digunakan.

Comments

Popular posts from this blog

Balut: Menguak Tradisi dalam Makanan Filipina yang Ikonik

Dingin, Pedas, dan Tak Biasa: Menggali Keunikan Kuliner Korea di Layar Kaca

Mengenal Sambal Tempoyak Durian: Cita Rasa Unik dari Fermentasi Durian