Lamprais hidangan tradisional Sri Lanka



Lamprais adalah hidangan tradisional Sri Lanka yang dipengaruhi oleh masakan Belanda, yang terdiri dari nasi berbumbu, daging, dan pelengkap lainnya yang dibungkus dalam daun pisang lalu dipanggang. Hidangan ini berasal dari masa kolonial Belanda di Sri Lanka dan terus dinikmati hingga sekarang sebagai salah satu kuliner ikonik di negara tersebut. Kata "lamprais" berasal dari bahasa Belanda lump rice, yang mengacu pada “nasi berbumbu dalam paket.” Sajian ini unik karena setiap elemen masakan dihidangkan dalam satu paket, yang membuat rasa setiap komponen tercampur sempurna.

Lamprais pertama kali diperkenalkan oleh komunitas keturunan Belanda, Burgher, di Sri Lanka selama era kolonial. Komunitas ini membawa serta cita rasa dan cara memasak Belanda, yang kemudian bercampur dengan bahan-bahan lokal Sri Lanka seperti rempah-rempah, kelapa, dan daun pisang. Hingga saat ini, lamprais tetap menjadi simbol budaya kuliner Burgher di Sri Lanka, meskipun sudah menjadi populer di kalangan masyarakat luas.Lamprais biasa disajikan hangat dalam bungkusan daun pisang. Daun pisang yang dipanggang tidak hanya memberikan aroma harum yang khas, tetapi juga menjaga rasa dan tekstur dari semua bahan di dalamnya. Saat dibuka, aromanya langsung menggoda, memadukan keharuman nasi berbumbu dengan berbagai rempah-rempah dari setiap lauk di dalamnya. Hidangan ini biasanya dinikmati tanpa tambahan saus atau bumbu lagi, karena setiap elemen sudah memiliki rasa yang kuat dan seimbang.

Lamprais tidak hanya menjadi hidangan, tetapi juga simbol identitas budaya dan sejarah bagi komunitas Burgher di Sri Lanka. Hidangan ini juga kerap disajikan pada acara keluarga dan perayaan sebagai simbol kebersamaan. Bahkan di kalangan masyarakat Sri Lanka yang lebih luas, lamprais telah menjadi hidangan istimewa yang dinikmati pada hari libur atau perayaan tertentu. Di luar Sri Lanka, beberapa restoran khas Sri Lanka di negara-negara lain juga menyajikan lamprais sebagai menu spesial.

Penulis : Cindy Kho

Comments

Popular posts from this blog

Dingin, Pedas, dan Tak Biasa: Menggali Keunikan Kuliner Korea di Layar Kaca

Nasi Kentut : Kuliner Khas Medan yang Wajib Dicoba

Mengenal Sambal Tempoyak Durian: Cita Rasa Unik dari Fermentasi Durian