Hampir Punah! Ini Beberapa Jajanan Tradisional yang Sudah Jarang Ditemukan

 Penulis : Josephine Chandra

Indonesia memang tidak pernah kehabisan kuliner untuk dicoba. Indonesia dengan kuliner yang kaya akan cita rasa, menarik perhatian banyak wisatawan mancanegara datang dengan rasa penasaran. Jajanan tradisional menjadi salah satu pilihan makanan yang akan selalu menarik banyak perhatian. Namun dengan berkembangnya zaman, masyarakat yang telah mengenal makanan siap saji atau instan membuat jajanan tradisional makin tenggelam di pasaran. Dengan penampilan yang menarik, menjadi salah satu faktor pendukung makanan siap saji lebih diminati oleh semua kalangan dibanding dengan jajanan tradisional yang umumnya diolah dan dikemas dengan bahan tradisional pula agar tidak menghilangkan ciri khas nya. 


Oleh karena itu, beberapa jajanan tradisional yang dahulu sangat mudah untuk ditemukan dan dibeli oleh masyarakat sekarang cukup sulit ditemukan dipasaran. Ini beberapa jajanan tradisional yang sudah jarang ditemukan karena berbagai faktor, seperti semakin menurunnya jumlah produsen jajanan tradisional, sulitnya tahapan produksi dan masih banyak lagi.


  1. Clorot




Jajanan khas Purworejo bernama Clorot terbuat dari tepung beras yang dibungkus dengan daun kelapa muda yang akan dibentuk kerucut atau terompet. Clorot menjadi camilan legend yang digemari hingga sekarang. Rasanya manis gurih dengan tekstur yang agak lengket. Jajanan ini bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional di Purworejo. Cara memakan clorot pun cukup unik, karena kamu perlu menekan bagian daun kelapa yang lancip, lalu kue clorot akan keluar dan siap untuk disantap.

Harga : Rp 2.000 - 2.500 per pcs

  1. Kipo


Kipo berasal dari dari iki opo yang berarti ini apa. Konon katanya, nama ini muncul ketika para bangsawan yang disuguhi kue ini bertanya iki opo mengenai kue ini. Lama kelamaan, pertanyaan tersebut melekat dan menjadi nama unik untuk kue ini. Makanan ini berasal dari Kotagede dengan bahan dasar tepung ketan. Salah satu alat yang digunakan untuk membuat sajian ini adalah piring yang terbuat dari tanah liat. Bentuk yang kecil serta rasa manis menjadikan kipo sangat menarik untuk dijadikan kudapan. Kipo terdiri dari dua bagian, kulitnya yang dibuat dari tepung ketan berwarna hijau dan isi. Isi kipo terbuat dari parutan kelapa yang dimasak dengan gula kelapa.

Harga : Rp 3.000 per porsi

  1. Ketimus




Ketimus adalah salah satu jajanan tradisional khas Jawa Barat yang sudah jarang ditemukan namun termasuk mudah untuk dibuat sendiri dirumah. Dengan berbahan dasar singkong dan gula merah dan dicampur dengan tepung terigu. Tepung terigu di sini berfungsi sebagai perekat. Makanan ini biasanya disuguhkan di acara tahlilan, mauludan dan sebagainya.

Harga : Rp 4.000 per pcs

  1. Dodongkal



Salah satu jajanan khas Betawi yang artinya “dicongkel” menggunakan centong. Kue dongkal berbahan dasar beras yang ditumbuk halus hingga menghasilkan tepung. Kue ini memiliki rasa dan tekstur yang sangat mirip dengan kue putu. Warnanya putih dengan isi gula merah. Bedanya, gula merah pada kue dongkal berfungsi hanya sebagai pelapis, bukan isian. Kue dongkal dicetak menggunakan cetakan kerucut seperti yang biasa digunakan untuk tumpeng. 

Harga : Rp 10.000 - 15.000 per porsi

  1. Kue Sagon


Kue Sagon adalah salah satu jajanan tradisional yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Sagon adalah salah satu olahan tepung beras ketan yang dicampur dengan kelapa sehingga menjadi kue kering. Kue sagon memiliki tekstur yang renyah dan ketika dimakan akan meleleh didalam mulut, kue sagon cocok dimakan bersama dengan kopi atau teh. 

Harga : Rp 15.000 - 25.000 per gram

        Inilah 5 jajanan tradisional yang sudah jarang ditemukan di pasaran. Melihat banyak nya potensi yang ada pada jajanan tradisional Indonesia, membuat kita perlu ambil bagian dalam menghidupkan kembali jajanan-jajanan tradisional yang mulai terlupakan. Mulai dari hal kecil yaitu menggunakan sosial media untuk kembali memperkenalkan jajanan-jajanan tradisional yang ada, sampai diperlukannya dukungan pemerintah dalam hal ini, contohnya dengan menghadirkan festival jajanan tradisional yang rutin diadakan. Dengan beberapa upaya ini, diharapkan jajanan tradisional yang mulai terlupakan bisa kembali hadir dalam masyarakat dan menjadi salah satu upaya kita untuk melestarikan warisan Indonesia. 


Comments

Popular posts from this blog

Balut: Menguak Tradisi dalam Makanan Filipina yang Ikonik

Dingin, Pedas, dan Tak Biasa: Menggali Keunikan Kuliner Korea di Layar Kaca

Mengenal Sambal Tempoyak Durian: Cita Rasa Unik dari Fermentasi Durian